Rabu, 22 Mei 2019

Maaf Aku Belum Cukup Baik




Kamu tahu titik paling sulit memaafkan? Memaafkan keadaan yang mulanya terasa baik baik-baik saja tanpa masalah apapun tetapi kamu membuatnya hancur begitu saja. Untuk hari itu, aku ingin sekali rasanya melupakan segalanya. Namun kepalaku memang keras kepala terus ingin menyimpan ingatan tersebut. Kalau kamu tanya apa aku cemburu kepada wanita-wanita tersebut, tentu tidak. Aku bukan cemburu, aku hanya teritorial. Cemburu itu iri pada sesuatu yang dimiliki orang lain, teritorial berarti menjaga apa yang sudah menjadi milikku.

Aku benci ketika harus tahu tatapanmu kepada wanita lain selain aku saat itu. Bagaimana mungkin kamu menatap wanita lain dengan tatapan semanis itu, sedangkan aku bahkan tidak pernah kamu tatap dengan sebegitunya.


Setiap kali mengingat hal tersebut, aku benci. Benci kepada diriku sendiri, kepada ingatan dalam kepalaku yang membuatku membencimu juga. Kamu tahu? Kebohongan semanis apapun akan terasa menyakitkan saat kebohongan tersebut terungkap. Aku terus menyalahkan diriku sendiri hari itu hingga saat ini, bercermin tentang kesalahan apa yang aku lakukan hingga kamu sebegitunya. Tetapi semua jadi lebih menyakitkan saat tahu aku bahkan sangat berhati-hati dalam setiap gerakku untuk menjaga hatimu.


Ah semuanya tak ada artinya lagi untuk saat ini. Hari ini detik ini, aku memilih berhenti. Maaf aku rasa aku hanya manusia biasa yang ada kalanya lelah dan harus berhenti dalam sebuah perjuangan.


Tuhan maha baik menjauhkan sesuatu yang buruk. Bukan kamu tetapi aku yang belum cukup baik untukmu. Semoga selalu dalam keadaan baik-baik saja tanpaku. Semoga senjamu lebih indah. Bersama seseorang yang lebih baik dariku .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar