Sabtu, 05 Desember 2015

Aku Kalah



Dalam pagi mendung dan secangkir kopi panas ini tak lebih pahit dari rasa sakit yang wanitamu punya. Gelap dari mendung dipagi ini tak lebih gelap dari lingkar mata yang menghitam, sebab semalaman ia menangis tersedu memikirkan lelaki yang begitu ia sayangi. Wanitamu ini kalah. Ia sekarat sebab kelakuanmu yang bangsat. Tunggulah beberapa jengkal waktu lagi ia akan mati bersama dengan rasa sakit yang telah kau cipta.


Tuan, ini titik lelah dari wanita yang mencintaimu dengan tabah.
Memutuskan melangkahkan kakinya sebab akhirnya ia kalah
Ia sadar didadanya masih dipenuhi dengan lembutnya cinta
Namun ia sadar bagimu ia tak pernah berharga

Oh tuan, ego-egomu mengalahkan kukuhnya pertahananku
Kini samar dan akhirnya lenyap sudah cinta yang awalnya menggebu
Wanitamu ini akhirnya melangkah pergi walau tau ia tak utuh kembali
Berharap akan ada orang baru yang mengajarkannya cara mencintai(lagi)

Aku kalah tuan…
Aku pergi dengan segala patah hati yang kuemban
Melangkah menyeret setiap langkah kakiku dengan lamban
Tak kulupakan membawa sepotong jantungku yg penuh dengan perban

Oh tuanku sayang…
Bahagialah, temukan cinta dari wanita barumu tanpa bimbang
Aku wanitamu yang tabah namun lelah dan akhirnya kalah
Aku menyerah.



Dariku yang gagal memilikimu..