Dalam pagi mendung dan secangkir kopi
panas ini tak lebih pahit dari rasa sakit yang wanitamu punya. Gelap dari
mendung dipagi ini tak lebih gelap dari lingkar mata yang menghitam, sebab
semalaman ia menangis tersedu memikirkan lelaki yang begitu ia sayangi.
Wanitamu ini kalah. Ia sekarat sebab kelakuanmu yang bangsat. Tunggulah
beberapa jengkal waktu lagi ia akan mati bersama dengan rasa sakit yang telah
kau cipta.
Tuan,
ini titik lelah dari wanita yang mencintaimu dengan tabah.
Memutuskan
melangkahkan kakinya sebab akhirnya ia kalah
Ia
sadar didadanya masih dipenuhi dengan lembutnya cinta
Namun ia
sadar bagimu ia tak pernah berharga
Oh
tuan, ego-egomu mengalahkan kukuhnya pertahananku
Kini
samar dan akhirnya lenyap sudah cinta yang awalnya menggebu
Wanitamu
ini akhirnya melangkah pergi walau tau ia tak utuh kembali
Berharap
akan ada orang baru yang mengajarkannya cara mencintai(lagi)
Aku
kalah tuan…
Aku
pergi dengan segala patah hati yang kuemban
Melangkah
menyeret setiap langkah kakiku dengan lamban
Tak
kulupakan membawa sepotong jantungku yg penuh dengan perban
Oh
tuanku sayang…
Bahagialah,
temukan cinta dari wanita barumu tanpa bimbang
Aku
wanitamu yang tabah namun lelah dan akhirnya kalah
Aku
menyerah.
Dariku yang gagal
memilikimu..