Selasa, 24 Mei 2016

‘Ketika’



Ketika sepasang lengan yang memeluk erat tak mampu lagi untuk meraih tenang dalam sebuah tengkar. Apa kita masih bisa disebut dengan cinta? 

Ketika bibir yang saling berpagut tak mampu lagi menghanyutkan kita dalam suasana panas ego masing-masing, apakah masih sanggup kau mengecap aku dan kau sebagai ‘kita’?

Ketika hari yang dulu kita hiasi dengan sebuah tawa kini berubah menjadi teriakan amarah dan alir sebuah air mata. Apa sebenarnya kita?

Ketika dua pasang mata yang sering menatap senja berdua kini menjadi dua pasang mata merah yang sendu, untuk apa kau pertahankan kita?

Ketika kau dan aku yang kau sebut ‘kita’ tak mampu lagi untuk bersama inilah akhir dari semua perjalanan kita?

Tak perlu lagi ada sebuah paksa dalam runtutan cerita yang kita cipta. Berhenti untuk memaksa mengada perasaan perasaan yang kini telah sirna.

Ketika tulisan ini menjadi akhir dari kita, kutitip sebuah kata untukmu: terimakasih cinta.


Dariku yang kalah dan menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar