Aku tidak pergi kesekolah hari
ini hanya karena tidak ingin melihat mata sipit itu. Pikirku begitu.Ternyata salah.
Dirumah malah membuat kepalaku tak henti-hentinya memikirkanmu. Sedetikpun
wajahmu tidak hilang dari kepalaku. Kau masih saja pengisi dada yang setia. Yang
masih setia mengisi penuh setiap ruang hampa dalam hati ini.
Tatapan mata sipit yang sedikit
menjengkelkan. Sikap konyol yang selalu kau lakukan. Bicara ngawur yang terlalu
jujur kau ucapkan kepadaku tentang semua persaanmu kepadaku. Semuanya, aku
menyukai semua yang kau lakukan. Aku senang ketika kau mendekati telingaku
memanggilku kemudian berbisik i love you. Itu tak akan terlupakan. Kamu konyol.
Aku cinta!
Aku bingung aku bimbang aku
malas dengan semua permasalahan kita saat ini. Mengapa harus ada perasaan
seperti ini tumbuh diantara kita. Ada yang terluka dengan semua yang kita
lakukan bersama. Ada yang menangis dalam diamnya. Dia seorang gadis kecil yang
tegar menurutku. Aku tak akan tega untuk melukainya lagi. Cukup, tak perlu lagi
kita melukainya. Berjanjilah buat dia bahagia seperti kau yang selalu mebawakan
segenggam bahagia kepadaku.
Tentang semua perasaan yang
tumbuh diantara kita lupakanlah. Kuburlah sedalam-dalamnya. Meski sulit meski
takkan mudah marilah kita coba bersama. Tentang kita yang pernah bermimpi
memiliki sebuah atap bersama lupakanlah saja. Meski kita hidup dalam rumah yang
berbeda kita masih dapat berkunjung suatu saat nanti sebagai teman baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar